RENUNGAN PAGI
Minggu, 06 Juli 2025
KITA SEMUA TERLAHlR SEBAGAI PEMILIH
"Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia. Kamu tahu, bahwa dari Tuhanlah kamu akan menerima bagian yang ditentukan bagimu sebagai upah. Kristus adalah tuan dan kamu hamba-Nya" -- Kolose 3: 23, 24.
KETIKA MASIH KANAK-KANAK, Ljiljana Ljubisic sempat kesulitan untuk mendaftar ke sistem sekolah umum di Yugoslavia. Pada tahun 1960-an dan 1970-an, anak-anak tunanetra biasanya dilembagakan. Lilo mengingat sekolah-baik di Yugoslavia maupun di Kanada setelah itu-sebagai hal yang berat baginya. Anak-anak mengolok-olok gadis buta yang tingginya 180cm ini dan memakai kacamata hitam besar. Untuk membaca buku dia harus menekan hidungnya menempel pada halaman dan pada akhirnya hidungnya akan mempunyai tanda hitam besar oleh karena cetakan itu. Ada juga rasa sakit fisik. Bahkan cahaya dalam jumlah terbatas menyakiti mata Lilo, dan sering kali air mata mengalir ke wajahnya.
Kehidupan Lilo mulai berubah ketika guru pendidikan jasmaninya mendesak dia untuk mencoba olahraga. Sampai saat itu dia selalu menghabiskan waktu istirahat dan kelas olahraganya untuk belajar sendirian di perpustakaan. Dia buta. Namun gurunya tidak mau menerima jawaban tidak dan malah memberinya pukulan keras servis bola voli. Lilo bertekad untuk menyempurnakan keterampilan yang baru diperolehnya, dan mulal berlatih sendirian di gym yang gelap. Dua minggu kemudian gurunya menyarankan agar dia ikut dalam sebuah pertandingan sungguhan. Gagasan itu tampaknya tidak masuk akal. Sang guru mengubah aturannya. Lilo akan melakukan servis sepanjang waktu-dan tidak akan melakukan yang lain selain servis. Dua kapten dipilih untuk memilih tim mereka. Lilo yang terakhir dipilih.
Lilo bersiap untuk servis. Sambil menarik napas dalam-dalam, dia mengayunkan tangannya ke belakang dan memukul bola. Bola melesat melewati net dan mendarat dengan bunyi gedebuk di lapangan. Empat belas servis lagi dan permainan usai. Setiap servis mencapai sasarannya dan tidak ada yang kembali!
Latihan yang berat, melelahkan, berhari-hari, dan bertahun-tahun pun menyusul. Pertandingan dan perjalanan telah membawa Lilo ke lima benua. Pada tahun 1988 pada pertandingan paralimpiade di Seoul dia memenangkan medali perunggu di cabang tolak peluru. Dalam pertandingan di Barcelona tahun 1992 dia memenangkan medali emas di cabang lempar cakram dan tolak peluru. Dalam pertandingan tahun 1996 di Atlanta dia memecahkan dua rekor dunia untuk orang buta total (tolak peluru: 1-0,99 meter; lempar cakram: 40,40 meter), menghasilkan dua medali perunggu.
"Tidak ada seorang pun yang terlahir sebagai pemenang," kata Lilo. "Tidak ada orang yang terlahir sebagai pecundang. Kita semua terlahir sebagai pemilih. Alkitab mengatakan kita mempunyai kuasa untuk memilih. Saya memilih untuk menjadi positif. Saya memilih untuk memiliki tujuan. Saya memilih untuk melakukan yang terbaik dengan apa yang saya miliki."
Apakah yang Anda pilih hari ini?
Renungan Pagi 2025
BUGAR SELAMANYA
Oleh : KUZMA
Tidak ada komentar
Posting Komentar
Terima Kasih sudah berkunjung ke situs Resmi GMAHK SOE